Tuesday 20 October 2015

Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara

Kemenangan perwakilan TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) beberapa waktu lalu membuat bangga Indonesia. Kemenangan telak atas Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa ini pun berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad tersebut.

“Ini bukan kemenangan pertama untuk Indonesia. Indonesia sudah menang (lomba menembak) delapan-sembilan tahunan. Kemenangan ini memang berimbas pada penjualan senjata dan lisensi,” ujar Direktur Utama PT Pindad Sylmi Karim kepada wartawan di Bandung, Kamis (4/6/2015).

hingga saat ini ada lima negara yang tertarik pada senjata SS2 yang digunakan petembak TNI AD tersebut. Dari lima negara tersebut, tiga negara memperlihatkan keseriusan dan akan menandatangani MoU.

“Negara-negara tersebut berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memang pasar kami,” tutur Sylmi.

Mengenai detail negara yang tertarik pada senjata SS 2, Sylmi enggan menjawab. Ia sengaja merahasiakan nama negara karena khawatir ada yang menjegal sehingga transaksi batal.

“Baru menang saja senjata dibongkar. Kami enggak mau sebutkan, nanti di-kilik-kilik, enggak jadi,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya harus menghargai pembeli. Jika pembeli tidak ingin namanya disebut, maka pihaknya tidak akan memublikasikannya. Sebab, penjualan alat pertahanan berbeda dengan produk lainnya. Ada sejumlah negara yang tidak berkenan disebutkan namanya demi masalah keamanan dan lainnya.

“Kalau pembeli tidak mau disebutkan, kami akan diam-diam saja,” imbuhnya.

Seperti diketahui, dalam perlombaan AASAM, tim TNI AD mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa dengan mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.

Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata buatan Pindad tersebut. Sikap panitia Australia ini mendapat perlawanan dari pihak TNI AD. Mereka menyatakan, jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI AD, maka panitia harus membongkar senjata semua peserta.

KF-X/IF-X JET TEMPUR INDONESIA

Pesawat tempur KF-X/IF-X seri C103 (image : chosun)
Su-35 Dipilih, KF-X/IF-X Jalan Terus
……….
Isu perkembangan kelanjutan program pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 antara Indonesia dan Korea Selatan sempat heboh gara-gara muncul pernyataan ditunda yang seolah-olah menyiratkan Indonesia ogah-ogahan meneruskan proyek ini. Menhan Ryamizard menyatakan kalau program KF-X/IF-X ditunda sementara karena ada kebutuhan yang lebih urgen saat ini seperti melengkapi persenjataan pasukan dan peningkatan kekuatan pertahanan di wilayah perbatasan. “Bukan dibatalkan, tapi ditunda sementara. Jadi anggarannya dialihkan dulu ke hal-hal yang lebi prioritas,”ujarnya tanpa merinci besaran anggaran tersebut.
Proyek KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan dicanangkan akan melahirkan pesawat tempur berkemampuan di atas F-16 dan di bawah F-35. Pesawat yang dihasilkan diharapkan akan menggunakan radar tercanggih AESA berikut sistem elektronik senjata terbaru lainnya. Sejauh ini KF-X/IF-X direncanakan akan menggunakan mesin ganda dengan kandidat mesin GE-114 atau EJ-200.
Indonesia mengikuti proyek ini tahun 2011 dimana saat itu dimulai dengan tahap Technical Development. Dua desain pesawat tempur dihasilkan dari tahapan ini, yakni desain C-103 menyerupai F-35 gaya Amerika dan desain C-203 bersayap delta ditambah canard bergaya penempur modern Eropa.
Menurut rencana awal, pesawat akan diproduksi sebanyak 200 unit dimana 120 di antaranya untuk AU Korea Selatan dan 80 unit untuk TNI AU. Proyek KF-X/IF-X sendiri akan dikembangkan dalam tiga blok. Indonesia dan Korea Selatan akan bekerja sama memproduksi KF-X/IF-X Block 1 dan selanjutnya pengembangan Block 2 dan Block 3 akan dikembangkan oleh masing-masing negara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 2014 tentang Program Pengembangan Pesawat Tempur IF-X Pasal 1 ayat 1 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X adalah program nasional yang dilaksanakan untuk mewujudkan kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan teknologi pesawat tempur. Pasal 2 ayat 2 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X meliputi tiga tahap yaitu tahap pengembangan teknologi, pengembangan rekayasa dan manufaktur, serta tahap produksi. Pasal 5 menyebutkan, tahap produksi akan dilaksanakan mulai tahun 2023.
Wakil Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang juga Ketua Tim Ahli Proyek KF-X/IF-X Marsdya (Pur) Eris Heryyanto mengatakan, program KF-X/IF-X tetap berlanjut sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden. “Ini adalah kerja sama dua negara, siapa pun pemerintahannya,” ujar Eris.
Sementara yang dimaksud ditunda, tambah Eris, bukanlah anggaran share 20% senilai 1,8 miliar dolar AS selama 15 tahun hingga pembuatan dua prototipe IF-X di Indonesia dan lima prototipe KF-X di Korea Selatan. Melainkan, anggaran pendamping untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negri pada kerja sama tersebut. “Misalnya anggaran untuk membuat hanggar di PT DI, anggaran untuk membangun pabrik komposit, membeli peralatan untuk produksi komposit, dan sebagainya. Mengapa ditunda? Karena anggaran pendamping tersebut tidak dapat diserap tahun ini,” jelasnya.
Angkasa Magazine Oktober 2015 no 01/XXVI

Daftar Belanja Yang Bikin TNI AL makin Garang...


Daftar Belanja Jokowi untuk TNI AL

Pada Era Soekarno, Indonesia adalah negara yang ditakuti oleh negara lain dan disebut sebagai Macan Asia. Indonesia yang pada saat itu memiliki bomber jarak jauh modern TU-16, dan juga memiliki 12 kapal selam KELAS Whiskey jika dibandingkan dengan saat ini maka terdapat perbedaan yang besar karena sekarang Indonesia sudah tidak memiliki bomber modern dan juga hanya ada 2 kapal selam.
Pemerintahan Jokowi dari sejak awal terus memperlihatkan keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri. Tujuannya agar sumber daya alam dan hasil laut dapat lebih maksimal dan tidak ditangkap secara illegal. Sebagai negara Archipelago, Indonesia telah lama terlena dengan kekayaan bahari yang dimilikinya dimana seharusnya dikelola dengan konsep maritim malah dikelola dengan konsep kontinen.
Korvet Kelas Slava

Kelas Bung Tomo
Banyak Negara yang sekarang lebih fokus pada Angkatan laut mereka, yang paling kelihatan adalah Cina yang memperkuat militer laut mereka bahkan direncanakan kapal induk kedua akan selesai pada tahun 2024 untuk merebut sumber daya yang melimpah diluar dan dasar laut. Selain itu juga Australia yang akan memiliki 4 Kapal Amfibi penyerang kelas Canberra pada tahun 2024 yang akan dilengkapi dengan Helikopter serbu Super Kobra dan Pesawat F-35.
Canberra Class

Kapal Induk milik China Kelas Liaoning

KRI Makassar
Sedangkan untuk Indonesia, seperti pengembangan struktur organisasi pada TNI AL mencakup pembentukan Divisi Marinir di Sorong, pembentukan Armada Timur di Sorong, Armada Tengah di Surabaya, Armada Barat di Jakarta. Juga akan ada penambahan jumlah dan jenis alutsista untuk mendukungnya rencana itu.
Kapal Selam Chang Bogo Class
Untuk pemerintahan Jokowi, memang masih belum ada rencana untuk kapal induk karena dianggap masih tidak diperlukan. Untuk itu, pemerintah lebih memilih membeli Sukhoi SU 33 versi maritim untuk menghadapi LHD Canberra Class milik Australia dan juga Suhkhoi SU-35 untuk menghadapi F-35.
Pesawat Patroli Maritim P3 Orion

Pesawat Amfibi Shinmaywa – US2

Tank AmfibiBMP-3F
Untuk menjamin kelangsungan industri militer dalam negeri, maka setiap pembelian alutsista yang dilakukan pemerintahan harus disertai dengan ToT. Pemerintahan juga akan lebih mengutamakan pembelian alutsista dalam negeri. Saya rasa itu saja Daftar Belanja Jokowi untuk TNI AL.
ASW AS 565 Panther

SeaHawk SH-60