Kalian semua pasti tau kan klo akhir-akhir ini harga barang-barang melambung tinggi? Sekarang hidup makin susah, apa2 mahal, bagi sebagian orang, buat makan aja susah, sekarang makin susah lagi.
Orang2 mengatakan, "Ini gara2 BBM naik makanya semua harga barang2 ikutan naik! ". Betul banget, harga barang2 akhir2 ini naik salah satu penyebab utamanya adalah karena BBM naik.
"Lebih enak presiden yang sebelumnya, harga BBM lebih murah dan lebih stabil, jadi harga barang ga setinggi sekarang ". Yang ini juga betul banget. TS juga setuju banget klo lebih enak yg sebelumnya daripada yang sekarang, harga barang2 lebih murah, harga BBM, listrik, gas, dan yang lainnya pun lebih murah.
"Kenapa sih pemerintah bikin kebijakan yang menyengsarakan rakyat! Seharusnya BBM tetap disubsidi! Buat apa pemerintah ngalihin subsidi buat bangun infrastruktur klo kenyataannya rakyat lebih membutuhkan subsidi BBM yang memiliki dampak langsung buat rakyat daripada infrastruktur! ". Betul tuh! Mendingan pemerintah kasih subsidi BBM aja ke rakyat yang dampaknya dirasakan langsung oleh rakyat, daripada infrastruktur.
"Negara-negara maju infrastrukturnya lengkap, tapi harga barang2 disana lebih mahal tuh! Mendingan di Indonesia, karena disubsidi jadi lebih murah!". Iya, buat apa infrastruktur lengkap klo harga barang2 tetap lebih mahal?
TAPI
Saat kenaikan BBM, negara2 yang infrastrukturnya lengkap terkena dampak yang lebih kecil daripada negara2 yg infrastrukturnya tidak lengkap. Kenapa demikian?
Di negara2 maju, barang2 diangkut menggunakan kereta barang dan kapal laut untuk jarak jauh. Jika barang diangkut menggunakan truk, konsumsi BBMnya akan lebih mahal dibandingkan dengan kereta api, apalagi jika diangkut menggunakan kapal laut. Jika diangkut menggunakan kereta api, barang akan lebih cepat sampai di tujuan, dibandingkan dengan truk yang terkadang berjalan "terengah2" di tanjakan, ditambah lagi supirnya perlu istirahat di malam hari atau jika mengantuk. Belum lagi kalau menggunakan kereta konsumsi BBMnya jauh lebih sedikit dibandingkan truk dan juga hanya perlu menggaji beberapa masinis untuk mengangkut barang dalam jumlah yang besar, dibandingkan dengan 1 truk 1 supir atau lebih. Bayangkan jika barang ingin diangkut dari Jawa Timur ke Aceh, berapa biaya yang dibutuhkan jika diangkut dengan truk?
Coba kita lihat diagram penggunaan APBN 2015 di bawah ini sebelum BBM dinaikkan dan subsidi BBM dikurangi:
Kita bisa lihat pada diagram diatas, sebelum BBM dinaikkan Indonesia mengeluarkan subsidi 414,7 Triliun, dimana 300 Triliunnya untuk subsidi BBM, sementara sisanya untuk subsidi lain2 (subsidi listrik, gas, kesehatan, dll). Sumber (id.wikipedia.org)
Rp 300 Triliun itu sebesar apa sih?
- Jalan tol itu biaya pembangunannya 80 miliar per KM. Berarti 300 Triliun itu bisa membangun 3750 KM jalan tol. Sebagai perbandingan, jalan tol lintas sumatera yang sedang dibangun sekarang direncanakan akan memiliki panjang total 2.700 KM yang menghubungkan seluruh sumatera dengan biaya pembangunan sebesar Rp 150 Triliun. Bahkan biaya pembangunan tol sumatera 55 miliar per KM! Tol lintas sumatera direncanakan dibangun dalam 3 tahap karena keterbatasan dana. Padahal hanya dengan 1 tahun subsidi BBM, Indonesia bisa menghubungkan 2 buah pulau sumatera dengan jalan tol! Sumber (id.wikipedia.org)
- Jalur Kereta Api lintas Sumatera direncanakan sepanjang 2.168 KM dengan biaya Rp 64 Triliun. Berarti biaya per KMnya sebesar 30 miliar. Berarti dengan subsidi BBM senilai 300 Triliun per tahun, Indonesia sudah bisa membuat jalur kereta api sepanjang 10.000 KM. Itu cukup untuk menghubungkan seluruh provinsi yang ada di pulau2 besar dengan jalur kereta api. Sumber (bisniskeuangan.kompas.com)
- Bagaimana jika dana subsidi BBM dipakai untuk membangun jembatan selat sunda? Jembatan Selat Sunda diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 225 Triliun. Ini berarti dengan dana subsidi BBM selama 1 tahun, Indonesia sanggup untuk membangun 1 buah jembatan selat sunda. Sumber (sp.beritasatu.com)
- Bagaimana dengan angkutan perkotaan? Indonesia telah berhasil menciptakan Metro Capsule, sistem transportasi berbasis rel bebas macet yang biaya pembangunannya jauh lebih murah dibandingkan dengan LRT, monorel, maupun MRT. Biaya pembangunan Metro Capsule sebesar 114 miliar per KM, ini berarti dengan dana subsidi BBM sebesar 300 Triliun dapat membangun Metro Capsule sepanjang 2631 KM! Sebagai perbandingan, kota Bandung hanya membutuhkan Metro Capsule sepanjang 100 KM. Dengan begitu transportasi di perkotaan tidak lagi dikuasai oleh angkot yang seenaknya sendiri menaikan tarif apabila BBM naik. Tarif transportasi akan lebih stabil, lebih murah, dan tidak lagi bergantung dengan harga BBM. Sumber (www.republika.co.id)
- Jika kita bandingan dengan sistem pertahanan. Apabila Indonesia berniat membeli pesawat tempur terbaru dan tercanggih buatan Amerika yaitu F-35 yang seharga Rp 1,26 Triliun, maka dengan dana subsidi BBM 1 tahun Indonesia mampu untuk membeli pesawat tempur F-35 sebanyak 238 unit! Jika kita bandingkan dengan Singapore yang memiliki pesawat tempur sebanyak 119 unit, Indonesia hanya memiliki pesawat tempur sebanyak 82 unit. Padahal Singapore berencana membeli lusinan pesawat F-35. Bagaimana jika dibandingkan dengan Australia? Australia berencana membeli 72 unit pesawat tempur F-35. Dalam hal militer, Indonesia sudah tertinggal jauh dengan negara2 tetangga. Sumber 1 (www.defensenews.com) Sumber 2 (en.wikipedia.org)
Dan hal2 yang disebutkan diatas bisa dilakukan Indonesia hanya dengan menggunakan dana subsidi BBM selama 1 tahun! Bagaimana jika 5 tahun? 10 tahun? 20 tahun?
Sebenarnya mudah bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.
Lalu selama ini subsidi BBM digunakan oleh siapa?
"Kasihan rakyat miskin yang terkena dampak kenaikan BBM! Kamu ga tau kan gimana susahnya rakyat miskin untuk menyambung hidup?!"
Memang, rakyat miskin adalah yang paling menderita atas hilangnya subsidi BBM. Tapi coba kita lihat lagi, siapa yg paling banyak menikmati subsidi BBM?
Subsidi BBM itu sebagian besar dinikmati oleh pengguna mobil pribadi (golongan atas) dan pengguna sepeda motor (golongan menengah). Sementara rakyat miskin hanya mendapatkan dampak subsidi BBM melalui angkutan umum, angkutan barang, transportasi laut, rumah tangga, dan perikanan. Kalau tidak percaya, silahkan amati kemacetan di Jakarta yang terjadi 2x setiap harinya.
Bayangkan berapa banyak uang negara yang dihabiskan hanya untuk kemacetan.
Bayangkan berapa banyak orang2 yg mengaku sebagai rakyat miskin agar bisa mendapatkan subsidi untuk bisa ikut serta dalam kemacetan.
Itulah sebabnya sejak jaman presiden SBY telah dicanangkan Bantuan Langsung Tunai dan dilanjutkan oleh presiden Jokowi dengan berubah wujud menjadi berbagai kartu sakti agar ruang lingkupnya lebih luas. Itulah bentuk subsidi yang sebenarnya, subsidi yang hanya untuk rakyat miskin, bukan untuk rakyat yang mengaku2 sebagai rakyat miskin. Memang dari jaman SBY sampai sekarang, bantuan langsung itu selalu memiliki banyak kekurangan. Setiap manusia jika membuat sesuatu pasti akan menghasilkan banyak kekurangan, tapi seiring berjalannya waktu, kekurangan2 tersebut akan ditutupi walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sebagai pengguna kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, pantaskah kalian masih berteriak2 meminta subsidi yang seharusnya untuk rakyat miskin? Pantaskah kalian yang telah menghabiskan dana negara menuntut hak yang seharusnya bukan milik kalian?
Jika kalian masih menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi yang menggunakan BBM bersubsidi, GA USAH PROTES! KALIANLAH YANG IKUT MENGHABISKAN ANGGARAN NEGARA!
Proteslah jika kalian sehari2 menggunakan angkutan umum, berjalan kaki, atau naik sepeda karena hanya merekalah yang tidak menghabiskan anggaran negara.
Silahkan comment jika tidak setuju.
Jika setuju, TS berharap agan2 sekalian mau mengshare post ini di social media kalian. Supaya semakin banyak orang yang sadar bahwa subsidi BBM selama ini hanya membakar uang negara yang hasilnya tidak kelihatan wujudnya.
Utang Pemerintah RI Kini Mencapai Rp 2.795,84 T
Selasa, 21/04/2015 06:38 WIB
Sebagian besar utang pemerintah adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Sampai Maret 2015, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.099,35 triliun (75,1% dari total utang pemerintah).
Sementara pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 696,48 triliun (24,9% dari total utang pemerintah). Demikian dikutip detikFinance, dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (21/4/2015).
Dibandingkan Desember 2014, posisi utang dari SBN mengalami kenaikan. Pada Desember, posisi utang SBN adalah Rp 1.931,22 triliun.
Utang berupa pinjaman juga ikut naik dibandingkan Desember 2014. Pada Desember, nilai pinjaman adalah Rp 673,71 triliun.
Berikut perkembangan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2000:
- 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
- 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
- 2013: Rp 2.371,39 triliun (28,7%)
- 2014: Rp 2.604,93 triliun (25,9%)
No comments:
Post a Comment