Wednesday, 4 November 2015

PATUNG BEKANTAN MASKOT BANJARMASIN


Tulisan ini telah dimuat di surat kabar harian Banjarmasin Post edisi Sabtu, 10 Oktober 2015. Pemikiran saya sebagai harapan dari pembuatan Patung Bekantan yang sekarang menjadi ikon Kota Banjarmasin.
Bekantan kini menjadi perbincangan hangat di Kalimantan Selatan. Ada apa gerangan ketika masyarakat Kalimantan Selatan sekarang berbondong-bondong untuk berfoto dengan monyet yang memiliki ciri khas berhidung besar ini. Padahal sebelumnya, masyarakat mengalami kesulitan untuk melihat secara langsung perwujudan monyet jenis ini.
Secara fisik, Bekantan merupakan monyet yang memiliki rambut berwarna cokelat kemerahan dan memiliki hidung yang panjang dan besar yang terdapat hanya pada spesies jantan. Fungsi dari hidung besar bekantan masih menjadi misteri, tapi diduga karena hasil dari seleksi alam, yang mana monyet betina lebih memilih jantan yang memiliki hidung yang besar sebagai pasangannya. Karena hidung besar inilah bekantan dijuluki masyarakat Kalimantan Selatan sebagai ‘Monyet Belanda’.
Memiliki nama ilmiah Nasalis larvtus, bekantan memiliki ukuran tubuh sampai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet ini juga memiliki ciri khas yaitu memiliki perut besar dan buncit. Hal ini karena kebiasaan bekantan yang mengonsumsi banyak makanan. Selain buah dan biji-bijian, bekantan gemar mengonsumsi aneka daun-daunan yang menghasilkan gas pada waktu dicerna. Inilah yang menyebabkan perut bekantan membuncit. 
Hasil gambar untuk patung bekantan banjarmasinMerupakan hewan endemik di Pulau Kalimantan dengan sebaran di wilayah hutan bakau, rawa dan hutan pantai. Spesies ini menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dan hidup dengan berkelompok antara 10 hingga 32 monyet dalam suatu tempat. Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah one-male group, dimana satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa orang betina beserta anak-anaknya. Akan tetapi ketika menganjak remaja bekantan akan membentuk kelompok dengan semua jenis jantan berada di dalamnya (all-male group).
Salah satu keistimewaan bekantan adalah kemampuannya dalam berenang, untuk menunjang hal ini pada sela-sela jari bekantan terdapat selaput dan pada hidungnya dilengkapi semacam katup.
Secara resmi bekantan menjadi maskot Provinsi Kalimantn Selatan. Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990 tentang Penetapan Identitas Daerah Propinsi Tingkat I Kalimantan Selatan, bekantan (Nasalis larvatus) adalah fauna identitas Provinsi Kalimantan Selatan.
Dan sekarang ini patung bekantan hadir secara utuh di tengah-tengah Kota Banjarmasin, tepatnya di siring Jalan Piere Tendean dengan wujud raksasa. Sesosok bekantan jantan setinggi 6,5 meter dengan berat hampir tujuh ton dan dengan biaya pembuatannya mencapai 2,6 miliar. Perwujudan bekantan dengan tangan kanan menggaruk kepala dan tangan kiri menggenggam buah rambai, berhasil menarik perhatian Masyarakat Banjar untuk berkumpul dan melihat.
Walaupun dalam hal ini, patung bekantan memiliki keunikan yang berbeda dari kenyataan aslinya. Perwujudan patung bekantan yang menyerupai seperti aslinya menjadikan patung ini sebagai karya seni realisme. Akan tetapi pandangan ini berubah ketika patung ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan air mancur dari mulutnya.
Menurut pandangan penulis, patung bekantan ini akhirnya menjadi beraliran surealisme yang mana aliran seni ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam sadar (dalam kontrol kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam kontrol kesadaran/terlupakan). Dalam karyanya aliran ini berpedoman pada keterpaduan antara alam nyata dan keserbabisaan mimpi. Sehingga menghasilkan karya yang terkesan aneh atau fantastik.
Tak menjadi masalah akan kemampuan aneh patung bekantan ini. Bukankah dalam karya seni kita semua tak hanya menggunakan pikiran logis dalam menikmatinya. Bisa saja akhirnya karya seni berasal dari bentuk abstrak ataupun menghasilkan bentuk yang aneh.
Mengambil contoh patung merlion di Singapura dengan perwujudan berkepala singa dengan badan ikan dan sama-sama memiliki kemampuan mengeluarkan air mancur. Patung ini menjadi ikon negara dan menjadi objek wisata yang wajib untuk dikunjungi ketika berada di negara ini. Merlion juga menjadi merek dagang resmi negara ini dengan banyaknya sovenir maupun cinderamata yang dibuat dengan bentuk patung singa berbadan ikan ini.
Tentunya harapan yang sama diinginkan oleh pemerintah kota Banjarmasin serta seniman yang membuatnya. Menjadikan patung ini ikon Kota Banjarmasin sehingga mampu meningkatkan angka kunjungan wisata untuk datang ke Banjarmasin dan Kalimantan Selatan pada umumnya.
Dengan ini pula, dapat kiranya menginspirasi para pengusaha kecil menjadi peluang bisnis untuk membuat sovenir dengan maskot ini sebagai cinderamata khas daerah ini. Di samping dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sovenir yang dijual, dapat pula menjadi sarana promosi tidak langsung ketika wisatawan memberikannya kepada teman dan sanak kerabatnya.
Selanjutnya, pendirian patung bekantan ini akhirnya menambah ruang terbuka publik yang selama ini dirasa kurang. Dengan hadirnya banyak ruang terbuka publik diharapakan dapat meningkatkan indeks kebahagiaan warga kota. Ketika sore hari atau waktu senggang tiba warga kota tidak melulu dihadapkan pilihan pusat perbelanjaan untuk berkumpul dan refreshing.
Dan satu hal yang mungkin terlupakan, dengan pembuatan patung bekantan ini sebenarnya menjadi momentum untuk melestarikan bekantan yang sekarang akan punah. Tentunya dengan ini kita akan menjadi perduli akan nasib kehidupan ikon kota yang kita banggakan. Tak ingin lagi kiranya kita semua mendengar berita tentang bekantan tewas akibat kebakaran lahan yang tempo lalu terjadi atau terdesaknya habitat bekantan akibat alih fungsi hutan yang tidak bijak.
Hadirnya patung bekantan di pusat Kota Banjarmasin diharapkan menjadi pengingat kita bersama bahwasanya bekantan dan hewan-hewan endemik lainnya di hutan kalimantan sedang berupaya mempertahankan hidup akibat habitatnya yang semakin berkurang. Tentunya kita bersama tidak ingin, bekantan hanya menjadi maskot kota sedangkan pada kenyataannya hewan ini sudah tidak ditemukan lagi di daerah kita.

No comments: