Wednesday, 4 November 2015

PATUNG BEKANTAN MASKOT BANJARMASIN


Tulisan ini telah dimuat di surat kabar harian Banjarmasin Post edisi Sabtu, 10 Oktober 2015. Pemikiran saya sebagai harapan dari pembuatan Patung Bekantan yang sekarang menjadi ikon Kota Banjarmasin.
Bekantan kini menjadi perbincangan hangat di Kalimantan Selatan. Ada apa gerangan ketika masyarakat Kalimantan Selatan sekarang berbondong-bondong untuk berfoto dengan monyet yang memiliki ciri khas berhidung besar ini. Padahal sebelumnya, masyarakat mengalami kesulitan untuk melihat secara langsung perwujudan monyet jenis ini.
Secara fisik, Bekantan merupakan monyet yang memiliki rambut berwarna cokelat kemerahan dan memiliki hidung yang panjang dan besar yang terdapat hanya pada spesies jantan. Fungsi dari hidung besar bekantan masih menjadi misteri, tapi diduga karena hasil dari seleksi alam, yang mana monyet betina lebih memilih jantan yang memiliki hidung yang besar sebagai pasangannya. Karena hidung besar inilah bekantan dijuluki masyarakat Kalimantan Selatan sebagai ‘Monyet Belanda’.
Memiliki nama ilmiah Nasalis larvtus, bekantan memiliki ukuran tubuh sampai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet ini juga memiliki ciri khas yaitu memiliki perut besar dan buncit. Hal ini karena kebiasaan bekantan yang mengonsumsi banyak makanan. Selain buah dan biji-bijian, bekantan gemar mengonsumsi aneka daun-daunan yang menghasilkan gas pada waktu dicerna. Inilah yang menyebabkan perut bekantan membuncit. 
Hasil gambar untuk patung bekantan banjarmasinMerupakan hewan endemik di Pulau Kalimantan dengan sebaran di wilayah hutan bakau, rawa dan hutan pantai. Spesies ini menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dan hidup dengan berkelompok antara 10 hingga 32 monyet dalam suatu tempat. Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah one-male group, dimana satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa orang betina beserta anak-anaknya. Akan tetapi ketika menganjak remaja bekantan akan membentuk kelompok dengan semua jenis jantan berada di dalamnya (all-male group).
Salah satu keistimewaan bekantan adalah kemampuannya dalam berenang, untuk menunjang hal ini pada sela-sela jari bekantan terdapat selaput dan pada hidungnya dilengkapi semacam katup.
Secara resmi bekantan menjadi maskot Provinsi Kalimantn Selatan. Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990 tentang Penetapan Identitas Daerah Propinsi Tingkat I Kalimantan Selatan, bekantan (Nasalis larvatus) adalah fauna identitas Provinsi Kalimantan Selatan.
Dan sekarang ini patung bekantan hadir secara utuh di tengah-tengah Kota Banjarmasin, tepatnya di siring Jalan Piere Tendean dengan wujud raksasa. Sesosok bekantan jantan setinggi 6,5 meter dengan berat hampir tujuh ton dan dengan biaya pembuatannya mencapai 2,6 miliar. Perwujudan bekantan dengan tangan kanan menggaruk kepala dan tangan kiri menggenggam buah rambai, berhasil menarik perhatian Masyarakat Banjar untuk berkumpul dan melihat.
Walaupun dalam hal ini, patung bekantan memiliki keunikan yang berbeda dari kenyataan aslinya. Perwujudan patung bekantan yang menyerupai seperti aslinya menjadikan patung ini sebagai karya seni realisme. Akan tetapi pandangan ini berubah ketika patung ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan air mancur dari mulutnya.
Menurut pandangan penulis, patung bekantan ini akhirnya menjadi beraliran surealisme yang mana aliran seni ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam sadar (dalam kontrol kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam kontrol kesadaran/terlupakan). Dalam karyanya aliran ini berpedoman pada keterpaduan antara alam nyata dan keserbabisaan mimpi. Sehingga menghasilkan karya yang terkesan aneh atau fantastik.
Tak menjadi masalah akan kemampuan aneh patung bekantan ini. Bukankah dalam karya seni kita semua tak hanya menggunakan pikiran logis dalam menikmatinya. Bisa saja akhirnya karya seni berasal dari bentuk abstrak ataupun menghasilkan bentuk yang aneh.
Mengambil contoh patung merlion di Singapura dengan perwujudan berkepala singa dengan badan ikan dan sama-sama memiliki kemampuan mengeluarkan air mancur. Patung ini menjadi ikon negara dan menjadi objek wisata yang wajib untuk dikunjungi ketika berada di negara ini. Merlion juga menjadi merek dagang resmi negara ini dengan banyaknya sovenir maupun cinderamata yang dibuat dengan bentuk patung singa berbadan ikan ini.
Tentunya harapan yang sama diinginkan oleh pemerintah kota Banjarmasin serta seniman yang membuatnya. Menjadikan patung ini ikon Kota Banjarmasin sehingga mampu meningkatkan angka kunjungan wisata untuk datang ke Banjarmasin dan Kalimantan Selatan pada umumnya.
Dengan ini pula, dapat kiranya menginspirasi para pengusaha kecil menjadi peluang bisnis untuk membuat sovenir dengan maskot ini sebagai cinderamata khas daerah ini. Di samping dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sovenir yang dijual, dapat pula menjadi sarana promosi tidak langsung ketika wisatawan memberikannya kepada teman dan sanak kerabatnya.
Selanjutnya, pendirian patung bekantan ini akhirnya menambah ruang terbuka publik yang selama ini dirasa kurang. Dengan hadirnya banyak ruang terbuka publik diharapakan dapat meningkatkan indeks kebahagiaan warga kota. Ketika sore hari atau waktu senggang tiba warga kota tidak melulu dihadapkan pilihan pusat perbelanjaan untuk berkumpul dan refreshing.
Dan satu hal yang mungkin terlupakan, dengan pembuatan patung bekantan ini sebenarnya menjadi momentum untuk melestarikan bekantan yang sekarang akan punah. Tentunya dengan ini kita akan menjadi perduli akan nasib kehidupan ikon kota yang kita banggakan. Tak ingin lagi kiranya kita semua mendengar berita tentang bekantan tewas akibat kebakaran lahan yang tempo lalu terjadi atau terdesaknya habitat bekantan akibat alih fungsi hutan yang tidak bijak.
Hadirnya patung bekantan di pusat Kota Banjarmasin diharapkan menjadi pengingat kita bersama bahwasanya bekantan dan hewan-hewan endemik lainnya di hutan kalimantan sedang berupaya mempertahankan hidup akibat habitatnya yang semakin berkurang. Tentunya kita bersama tidak ingin, bekantan hanya menjadi maskot kota sedangkan pada kenyataannya hewan ini sudah tidak ditemukan lagi di daerah kita.

Tuesday, 20 October 2015

Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara

Kemenangan perwakilan TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) beberapa waktu lalu membuat bangga Indonesia. Kemenangan telak atas Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa ini pun berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad tersebut.

“Ini bukan kemenangan pertama untuk Indonesia. Indonesia sudah menang (lomba menembak) delapan-sembilan tahunan. Kemenangan ini memang berimbas pada penjualan senjata dan lisensi,” ujar Direktur Utama PT Pindad Sylmi Karim kepada wartawan di Bandung, Kamis (4/6/2015).

hingga saat ini ada lima negara yang tertarik pada senjata SS2 yang digunakan petembak TNI AD tersebut. Dari lima negara tersebut, tiga negara memperlihatkan keseriusan dan akan menandatangani MoU.

“Negara-negara tersebut berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memang pasar kami,” tutur Sylmi.

Mengenai detail negara yang tertarik pada senjata SS 2, Sylmi enggan menjawab. Ia sengaja merahasiakan nama negara karena khawatir ada yang menjegal sehingga transaksi batal.

“Baru menang saja senjata dibongkar. Kami enggak mau sebutkan, nanti di-kilik-kilik, enggak jadi,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya harus menghargai pembeli. Jika pembeli tidak ingin namanya disebut, maka pihaknya tidak akan memublikasikannya. Sebab, penjualan alat pertahanan berbeda dengan produk lainnya. Ada sejumlah negara yang tidak berkenan disebutkan namanya demi masalah keamanan dan lainnya.

“Kalau pembeli tidak mau disebutkan, kami akan diam-diam saja,” imbuhnya.

Seperti diketahui, dalam perlombaan AASAM, tim TNI AD mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa dengan mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.

Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata buatan Pindad tersebut. Sikap panitia Australia ini mendapat perlawanan dari pihak TNI AD. Mereka menyatakan, jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI AD, maka panitia harus membongkar senjata semua peserta.

KF-X/IF-X JET TEMPUR INDONESIA

Pesawat tempur KF-X/IF-X seri C103 (image : chosun)
Su-35 Dipilih, KF-X/IF-X Jalan Terus
……….
Isu perkembangan kelanjutan program pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 antara Indonesia dan Korea Selatan sempat heboh gara-gara muncul pernyataan ditunda yang seolah-olah menyiratkan Indonesia ogah-ogahan meneruskan proyek ini. Menhan Ryamizard menyatakan kalau program KF-X/IF-X ditunda sementara karena ada kebutuhan yang lebih urgen saat ini seperti melengkapi persenjataan pasukan dan peningkatan kekuatan pertahanan di wilayah perbatasan. “Bukan dibatalkan, tapi ditunda sementara. Jadi anggarannya dialihkan dulu ke hal-hal yang lebi prioritas,”ujarnya tanpa merinci besaran anggaran tersebut.
Proyek KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan dicanangkan akan melahirkan pesawat tempur berkemampuan di atas F-16 dan di bawah F-35. Pesawat yang dihasilkan diharapkan akan menggunakan radar tercanggih AESA berikut sistem elektronik senjata terbaru lainnya. Sejauh ini KF-X/IF-X direncanakan akan menggunakan mesin ganda dengan kandidat mesin GE-114 atau EJ-200.
Indonesia mengikuti proyek ini tahun 2011 dimana saat itu dimulai dengan tahap Technical Development. Dua desain pesawat tempur dihasilkan dari tahapan ini, yakni desain C-103 menyerupai F-35 gaya Amerika dan desain C-203 bersayap delta ditambah canard bergaya penempur modern Eropa.
Menurut rencana awal, pesawat akan diproduksi sebanyak 200 unit dimana 120 di antaranya untuk AU Korea Selatan dan 80 unit untuk TNI AU. Proyek KF-X/IF-X sendiri akan dikembangkan dalam tiga blok. Indonesia dan Korea Selatan akan bekerja sama memproduksi KF-X/IF-X Block 1 dan selanjutnya pengembangan Block 2 dan Block 3 akan dikembangkan oleh masing-masing negara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 2014 tentang Program Pengembangan Pesawat Tempur IF-X Pasal 1 ayat 1 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X adalah program nasional yang dilaksanakan untuk mewujudkan kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan teknologi pesawat tempur. Pasal 2 ayat 2 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X meliputi tiga tahap yaitu tahap pengembangan teknologi, pengembangan rekayasa dan manufaktur, serta tahap produksi. Pasal 5 menyebutkan, tahap produksi akan dilaksanakan mulai tahun 2023.
Wakil Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang juga Ketua Tim Ahli Proyek KF-X/IF-X Marsdya (Pur) Eris Heryyanto mengatakan, program KF-X/IF-X tetap berlanjut sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden. “Ini adalah kerja sama dua negara, siapa pun pemerintahannya,” ujar Eris.
Sementara yang dimaksud ditunda, tambah Eris, bukanlah anggaran share 20% senilai 1,8 miliar dolar AS selama 15 tahun hingga pembuatan dua prototipe IF-X di Indonesia dan lima prototipe KF-X di Korea Selatan. Melainkan, anggaran pendamping untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negri pada kerja sama tersebut. “Misalnya anggaran untuk membuat hanggar di PT DI, anggaran untuk membangun pabrik komposit, membeli peralatan untuk produksi komposit, dan sebagainya. Mengapa ditunda? Karena anggaran pendamping tersebut tidak dapat diserap tahun ini,” jelasnya.
Angkasa Magazine Oktober 2015 no 01/XXVI

Daftar Belanja Yang Bikin TNI AL makin Garang...


Daftar Belanja Jokowi untuk TNI AL

Pada Era Soekarno, Indonesia adalah negara yang ditakuti oleh negara lain dan disebut sebagai Macan Asia. Indonesia yang pada saat itu memiliki bomber jarak jauh modern TU-16, dan juga memiliki 12 kapal selam KELAS Whiskey jika dibandingkan dengan saat ini maka terdapat perbedaan yang besar karena sekarang Indonesia sudah tidak memiliki bomber modern dan juga hanya ada 2 kapal selam.
Pemerintahan Jokowi dari sejak awal terus memperlihatkan keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri. Tujuannya agar sumber daya alam dan hasil laut dapat lebih maksimal dan tidak ditangkap secara illegal. Sebagai negara Archipelago, Indonesia telah lama terlena dengan kekayaan bahari yang dimilikinya dimana seharusnya dikelola dengan konsep maritim malah dikelola dengan konsep kontinen.
Korvet Kelas Slava

Kelas Bung Tomo
Banyak Negara yang sekarang lebih fokus pada Angkatan laut mereka, yang paling kelihatan adalah Cina yang memperkuat militer laut mereka bahkan direncanakan kapal induk kedua akan selesai pada tahun 2024 untuk merebut sumber daya yang melimpah diluar dan dasar laut. Selain itu juga Australia yang akan memiliki 4 Kapal Amfibi penyerang kelas Canberra pada tahun 2024 yang akan dilengkapi dengan Helikopter serbu Super Kobra dan Pesawat F-35.
Canberra Class

Kapal Induk milik China Kelas Liaoning

KRI Makassar
Sedangkan untuk Indonesia, seperti pengembangan struktur organisasi pada TNI AL mencakup pembentukan Divisi Marinir di Sorong, pembentukan Armada Timur di Sorong, Armada Tengah di Surabaya, Armada Barat di Jakarta. Juga akan ada penambahan jumlah dan jenis alutsista untuk mendukungnya rencana itu.
Kapal Selam Chang Bogo Class
Untuk pemerintahan Jokowi, memang masih belum ada rencana untuk kapal induk karena dianggap masih tidak diperlukan. Untuk itu, pemerintah lebih memilih membeli Sukhoi SU 33 versi maritim untuk menghadapi LHD Canberra Class milik Australia dan juga Suhkhoi SU-35 untuk menghadapi F-35.
Pesawat Patroli Maritim P3 Orion

Pesawat Amfibi Shinmaywa – US2

Tank AmfibiBMP-3F
Untuk menjamin kelangsungan industri militer dalam negeri, maka setiap pembelian alutsista yang dilakukan pemerintahan harus disertai dengan ToT. Pemerintahan juga akan lebih mengutamakan pembelian alutsista dalam negeri. Saya rasa itu saja Daftar Belanja Jokowi untuk TNI AL.
ASW AS 565 Panther

SeaHawk SH-60

Sunday, 27 September 2015

TEKNOLOGI YANG BIKIN SENYUM SENDIRI THN.90AN

Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Feed - Tahun ini adalah tahun di mana manusia harus mulai menerima kedatangan masa depan. Di mana mobil mulai diproduksi lintas udara, teknologi tak lagi membutuhkan sentuhan tangan, hingga segala macam benda lain yang benar-benar melebihi kata canggih.
Tetapi, mari kita kembali mengingat ke era 15 tahun ke belakang. Beruntung bagi kita yang terlahir setelah tahun 90-an. Bernostalgia di masa-masa itu adalah hal yang mengesankan. Kumpulan foto ini akan membawa Anda untuk melihat betapa cepatnya pergerakan jaman, sekaligus menertawakan kebiasaan lucu manusia di masa lampau. Ah rindunya.
Permainan paling menyenangkan di jamannya
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Ketika ruang inbox Anda tak lagi mampu menampung pesan
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Berburu skor tertinggi di game Snake 2
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Siasat mengkomposisi nada dering dan menyebarkan pada teman-teman
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Pernah bertukar lagu dengan cara ini? Ya, infra merah.
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini
via architecturendesign.net
Mulai berselancar di Layanan MSN Messenger
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini
via
Saat mempelajari HTML untuk mengubah tampilan Myspace
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini
via architecturendesign.net
Ketika Internet Explorer tidak bekerja baik, Ini yang sering pengguna internet lakukan
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Melakukan percakapan dengan makhluk digital
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Mitos klasik
Anak Tahun 2000-an Dijamin Tersenyum Lihat Foto-foto Ini

Tuesday, 1 September 2015

APA YANG KAU PIKIRKAN

APA YANG DIPIKIRKAN...
APA YANG TERJADI JIKA ENGKAU SENDIRI....
SENYUM KU BERI, MESKI KAU TAK INGINKAN KU LAGI....
DI BALIK SENYUMANMU, TERSELIP KENANGAN...

DI BALIK MIMPI....
ADA MASA LALU MENUTUPI....
BIARKAN KU KINI, TERSEMBUNYI SEPI...
MENUAI SENYUM INDAH, DI BALIK LOGIKA YANG MENENGADAH...

KADANG KU DENGAR SUARAMU...
GEMERCIK SENYUM INDAH PIPIMU.....
ALUNAN SUARA MERDU TUTUPI AWAN BIDUAN YANG TERTELUNGKUP....
KAU CEMBERUT BAGAI SAYAP YANG MENUTUP HUJAN TURUN....

TAK ADA LAGI SEMUA SESAL....
TAK ADA LAGI SEMUA SUNYI INI...
YANG KU TAU HANYALAH, BERTAHAN DI SINI...
MESKI TAK ADA LAGI, SUNYI YANG BERSEMBUNYI...

oleh : rindo

Sunday, 30 August 2015

PEMBANGUNAN KERETA API DI KALIMANTAN SELATAN


Kereta api Bangunkarta.
Rencana pembangunan rel kereta api penumpang oleh pemerintah pusat untuk menghubungkan seluruh wilayah Kalimantan yang pembebasan lahannya dimulai tahun ini, titik awal dan markas utama ditetapkan di Tanjung, Kalimantan Selatan. disambut gembira oleh masyarakat untuk memudahkan tranportasi masyarakat.

"Titik awal pembangunan rel kereta api dan 'home base'-nya di Tanjung. Dari Tanjung akan dihubungkan ke sejumlah kota di Kalsel. Kemudian dari Tanjung juga diteruskan ke sejumlah titik di Kaltim," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Zairin Zain, di Samarinda, Selasa.

Pada 2015 ini, lanjutnya, alokasi dana dari pusat untuk rencana pembangunan rel kereta api dialokasikan senilai Rp 10,2 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan untuk kajian kelayakan dan trase rute Tanjung-Balikpapan senilai Rp3 miliar.

Kemudian sebesar Rp7,2 miliar untuk meninjau ulang desain dasar trase. Semua pekerjaan tersebut ditangani langsung oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan RI.

Ditargetkan penuntasan pembangunan jaringan rel kereta api dapat dilakukan pada 2019. Setelah itu, warga Kalimantan akan lebih mudah mencari transportasi darat untuk menuju sejumlah lokasi lain di Kalimantan.

Untuk jalur kereta api di Kaltim dimulai dari Tanjung ke Tana Paser hingga Balikpapan sepanjang 234 kilometer. Kemudian dari Balikpapan ke Samarinda sepanjang 89 kilometer.

Total biaya pembangunan jaringan rel kereta api Kalimantan senilai Rp 88,5 triliun, antara lain untuk konstruksi jalur sebesar Rp 68,67 triliun, dana untuk rolling stock senilai Rp 1,2 triliun. Kemudian untuk desain, administrasi, dan perizinan sebesar Rp 8 triliun.

Sementara untuk tahap awal atau yang dilakukan pada 2015 ini adalah peninjauan ulang mengenai detail engineering design (DED). Apabila DED-nya sudah tuntas, maka proses selanjutnya dapat dijalankan.

Rel kereta api penumpang di Kalimantan ini merupakan proyek jangka panjang yang digagas oleh pemerintah pusat, yakni pembangunan rel yang dimulai dari Kalsel dan akan dilanjutkan ke sejumlah kawasan lain, termasuk ke Kaltim yang totalnya sepanjang 1.300 km.

sebenarnya perencanaan pembangunan rel kereta api untuk menghubungkan seluruh kawasan di Kalimantan, telah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan sejak 2011, tetapi baru 2015 ini dapat direalisasikan. dan semoga saja secepatnya dapat di realisasikan, selain kereta api penumpang juga di harapkan adanya pembangunan kereta api barang untuk memudahkan distribusi barang dengan biaya murah ke seluruh daerah di kalimantan, yang membuat ekonomi menjadi semakin baik ke depannya.

Thursday, 27 August 2015

UNTUK KAL-SEL YANG LEBIH BAIK

Pembangunan di daerah banjarmasin dan sekitarnya relatif baik, tapi semoga saja pembangunan jalan ke daerah yang sulit di jangkau sekarang bisa di tingkatkan, bukan hanya peningkatan yang terfokus di daerah Banjarmasin saja. tapi ada daerah yang sulit di jangkau seperti daerah tamban yang notabene tidak terlalu jauh dari daerah banjarmasin, semoga saja tahun mendatang jembatan-jembatan di daerah tersebut bisa di perbaiki dan jalan menuju daerah tersebut bisa di perbaiki sampai di daerah pedesaan yang hanya mengandalkan jembatan layang dan mayoritas kelotok. 
untuk memajukan daerah tersebut juga di butuhkan peran serta pemerintah seperti menyediakan tranportasi yang baik hingga ke daerah pedesaan agar bisa mempercepat proses penjualan bahan baku dan hasil bumi dari daerah tersebut. semoga saja jalan yang sudah baik bisa di dorong dengan peningkatan jembatan yang relatif kecil yang hanya bisa di lewati mobil kecil untuk daerah tersebut melakukan penjualan hasil bumi. 
Pembuatan jalan sampai pelosok desa dan adanya kordinasi yang baik antar pemerintah sangat di harapkan masyarakat agar daerah tertinggal bisa semakin maju, seperti daerah yang lain. ada pula seperti jln alternatif yang di lakukan pemerintah dengan inovasi dan strategi pemerintah agar mempercepat proses pembangunan dengan membuat jalan yang bisa mempercepat proses pengiriman barang serta perbaikan perbaikan pada pelabuhan banjarmasin serta optimalisasi seluruh pelabuhan di daerah kalsel. 
Semoga saja ke depan pemerintah kalsel dapat menciptakan inovasi pembangunan seperti pembangunan hiburan bagi anak yang kurang mampu dan mendidik di daerah banjarmasin dan sekitarnya. pembangunan daerah belajar dan bermain dengan pola taman bermain yang sudah tergerus oleh jaman. yang menimbulkan pola pikir anak yang individualis yang hanya bermain smartphone di rumah dan jalan2 ke mall atau adanya tempat di mana pembelajaran bagi siswa/mahasiswa untuk sistem pengembangan teknologi di daerah kal-sel, atau adanya upaya di agar siswa/mahasiswa di tantang untuk melakukan inovasi atau riset untuk perkembangan kalsel yang di fasilitasi pemerintah, swasta, & perguruan tinggi di kal-sel. pengembangan riset dan teknologi yang di suport pemerintah dan swasta yang besinergi agar menciptakan riset yang berkualitas.
Semoga saja di tahun mendatang adanya anggaran untuk pembangunan riset dan teknologi yang di biayai oleh pemda dan pemerintah pusat. di mana hasil riset tersebut di fokuskan untuk memajukan negara Indonesia Tercinta ini. Mahasiswa di ajak besinergi membangun kapal Barang secara langsung atau membuat peralatan untuk keperluan negara sambil belajar agar mahasiswa tidak hanya pinter teori tapi tidak tahu bendanya dan terjun langsung ke lapangan. mahasiswa tidak cuman magang yang cuman disuruh mengerjakan sesuatu yang tidak begitu penting, tapi di fasilitasi agar mereka mendapatkan tugas penting sesuai dengan skill mereka masing2.
Semoga saja BUMN dan pemerintah bisa melakukan kerjasama agar para mahasiswa dapat belajar dengan maksimal di sana, dan semoga saja ada sistem di mana perguruan tinggi akan menerbitkan hasil penelitian mereka dengan di bantu oleh pemerintah untuk melakukan riset-riset di bidang teknologi, bidang perkapalan, senjata dan lain2 untuk menopang pembangunan negara. Karna kemajuan siatu negara akan sangat di pengaruhi oleh kualitas pelajar / pekerja yang produktif dengan kualitas di atas rata2.
Semoga saja adanya pembangunan PLTU, Jembatan2 antar daerah yang lebih baik, Sistem Tranportasi yang kuat, jika perlu semoga saja ada pembangunan pelabuhan besar(mega proyek) di masa akan datang di kalsel, serta peningkatan pembagunan pendidikan dan kesehatan di seluruh pelosok kalsel.
Maaf jika terkesan berlebihan, semoga saja serapan anggaran untuk pembangunan bisa lebih optimal dan peningkatan belanja untuk daerah pedesaan bisa di optimalkan, mgkn saran untuk pembangunan kalsel kedepan dbisa di tulis di bawah.. 

Wednesday, 26 August 2015

PEMBUATAN KARANG BUATAN DI INDONESIA


Negara Indonesia yang memiliki Luas Wilayah Pantai Yang sangat panjang hendaknya di lakukan Perencanaan agar menjadi negara yang kuat. Di Daerah garis pantai yang panjang hendaknya pemerintah membangun daerah yang tidak bisa di lakukan penangkapan dengan pukat harimau atau mengunakan boom buatan oleh nelayan, misalnya dengan membuatan karang buatan yang besar dan berjeruji yang dapat merusak pukat harimau jika menebar pukat harimau di wilayah Indonesia. Sebagai perlindungan terhadap predator dan terhadap manusia yang ingin menangkap ikan yang masih kecil. 
Contoh dari karang buatan di dalam garis pantai atau laut bisa di tiru dari negara2 besar yang sudah memiliki keamanan seperti karang buatan yang bisa bertahan dari pukat harimau bahkan dari predator.  selain dapat memperbaiki ekosistem juga dapat membuat ikan kecil lebih aman dan meningkatkan jumlah ikan  di masa mendatang.
contoh karang buatan yang bisa bertahan dari pukat harimau antara lain, yaitu : 
1. Motor Tank yang sudah tidak di gunakan dan yang sudah di sterilkan agar tidak berbahaya bagi  ekosistem  laut, kapal Besar baja yang di buat serupa seperti persembunyian ikan,
2. karang dari beton atau semen yang di modifikasi untuk persembunyian ikan dengan ukuran besar yang di sebar di daerah yang sangat sering terjadi pencurian ikan seperti pulau natuna atau pulau sengan potensi pencurian tinggi. beton yang di modifikasi dengan geruji tajam yang membuat pukat harimau/ jaring yang besar rusak bahkan tidak bisa di gunakan lagi.
 3.adanya di buat persembunyian ikan yang di buat seperti membuat rumah ikan dari semen atau beton yang di buat atau di khususkan untuk ikan kecil saja dan di buat seperti terowongan kecil yang bisa menampung ikan kecil dalam jumlah banyak dan tidak bisa di tembus ikan besar. 

Dengan membuat karang buatan yang dapat merusak alat2 yang di larang maka akan sangat membantu pemerintah dalam memerangi tindakan ilegal fishing yang di lakukan negara luar dengan mengunakan kapal besar, bahkan dapat merusak terumbu karang di lautan dengan keserakahan manusia yang tidak bertanggung jawab. jika mencuri di lautan indonesia membuat kerugian dengan rusaknya alat2 mereka maka secara tidak langsung membuat kapal besar tidak akan mencuri di Negara Indonesia tercinta ini. dengan membuat terumbu karang buatan Yang di sebar acak sebagai ranjau untuk pukat harimau. 
Semoga saja kedepan pemerintah membuat karang buatan yang memiliki kekuatan dan relatif besar tempat persembunyian ikan kecil, seperti membuat karang buatan dari tank atau hal lain yang bisa di jadikan ikan sebagai persembunyian. dan pembuatan karang buatan dari luas wilayang yang besar mgkn tidak begitu terlihat mata tapi lama kelamaan akan sangat penting bagi pertumbuhan ikan, dan akan meningkatkan pendapatan masyarakat di masa akan datang. dan hendaknya pembangunan tidak hanya di darat tapi juga di laut agar negara ini menjadi kuat dan sejahtera.

Monday, 10 August 2015

Tips: Memasang Peredam Tambahan

Apakah anda termasuk golongan yang kurang puas dengan peredaman mobil anda? Apakah anda sering terganggu dengan suara ban / mesin / angin yang terdengar dari dalam kabin mobil? Jika iya, berarti anda perlu untuk memasang peredam tambahan di mobil anda.
Peredam yang lazim digunakan untuk membuat senyap kabin kendaraan umumnya terbuat dari material aspal atau karet. Banyak yang khawatir menambah peredam akan menambah bobot kendaraan yang mengakibatkan konsumsi bahan bakar jadi boros. Hal tersebut menurut saya tidak perlu untuk terlalu dipikirkan, mengingat memasang peredam aspal fullbody menambah bobot tidak lebih dari 40kg, seberat anak SD. Jika anda punya anak SD seberat 40kg bersama dengan anda di dalam mobil, apakah anak SD tersebut akan membuat kendaraan anda terasa lebih boros? Saya rasa tidak, jadi jangan khawatir kendaraan anda akan bertambah boros jika dipasang peredam tambahan. Pemasangan peredam dapat dilakukan di instalatur audio.

Jika dana anda terbatas, saya sarankan memasang peredam tambahan di kendaraan anda setahap demi setahap, tidak harus langsung fullbody. Pasanglah peredam tambahan di daerah yang paling vital terlebih dahulu yaitu kedua pintu depan. Pemasangan peredam di kedua pintu depan akan langsung terasa dampaknya oleh pengemudi. Jika di pintu depan terdapat speaker baik tweeter maupun midbass, suara yang dihasilkan oleh speaker tersebut dijamin akan semakin baik karena gangguan suara dari luar jauh berkurang. Merek peredam yang baik digunakan adalah Dynamat, namun harganya cukup mahal, jika ingin merek yang lebih murah dapat menggunakan Automat. Jika telah terpasang, rasakan bedanya ketika menutup pintu, suaranya seperti menutup pintu mobil yang lebih mahal.

Tahap selanjutnya setelah kedua pintu depan adalah plafon. Plafon sangat perlu dilapisi peredam tambahan untuk mengurangi suara air hujan yang jatuh ke atap mobil dan juga meredam panas jika mobil diparkir ditempat yang terik. Untuk itu, peredam yang digunakan saya sarankan yang dilapisi dengan aluminium foil, seperti Dynamat Extreme atau Checkmat.
Setelah plafon telah terlapisi, saatnya melapisi lantai dan firewall. Lantai dan firewall sangat penting untuk dilapisi peredam jika ingin mengurangi suara gemuruh dari ban dan juga mesin. Memasang peredam di firewall tidak perlu sampai membongkar dasbor, cukup sampai lekukan lantai paling depan. Peredam yang baik digunakan tetap Dynamat, namun jika dana terbatas, saya sarankan menggunakan peredam lembaran aspal dari Wurth karena ukuran lembaran yang cukup lebar dan cukup tebal.
Kekurangan Wurth adalah bahannya yang berat dan kurang fleksibel sehingga agak susah jika ingin memasang Wurth di pintu, sehingga hanya cocok untuk lantai kendaraan. Saya kurang menyarankan menggunakan Automat karena akan menghabiskan terlalu banyak lembaran untuk melapisi seluruh lantai. Jika lantai telah terlapisi oleh peredam aspal, sebelum memasang karpet, saya sarankan lapisi dulu dengan rockwool cotton agar semakin senyap dan lantai menjadi empuk.

Setelah pintu depan, plafon dan lantai telah terlapisi, saya jamin mobil anda sudah terasa jauh lebih senyap dari standarnya. Jika masih memiliki dana untuk menambah peredam, baru kita lapis pintu belakang dan juga pilar-pilar, bisa menggunakan Dynamat atau Automat. Jika anda memasang subwoofer di bagasi anda, pastikan bagasi juga dilapisi oleh peredam agar suara yang dihasilkan lebih baik.

Yang harus diperhatikan saat pemasangan peredam adalah bobot peredam itu sendiri, jangan sampai engsel pintu tidak kuat menahan beban peredam. Pasanglah peredam secara wajar, yakni satu lapis ditempel di bodi kendaraan dan lapis kedua dipasang dibalik doortrim. Selalu perhatikan kondisi engsel pintu. Untuk pemasangan di pintu bagasi mobil hatchback juga saya sarankan jangan terlalu berat karena akan membebani teleskopik penahan pintu.

Setelah peredam tambahan terpasang, silakan rasakan bedanya.

Thursday, 6 August 2015

KEKERASAN DALAM MEDIA MASSA TELEVISI

ABSTRACT
Televisi merupakan sebuah sistem storytelling yang tersentralisasi.Karena mengatasi halangan histories keberaksaraan dan mobilitas,televisi menjadi sumber umum primer sosialisasi dan informasi sehari-hari dari populasi yang heterogen. Namun, berbeda dengan media lain,televisi menyediakan sebuah set pilihan terbatas untuk bermacaminteres dan publik yang tidak terbatas. Garbner melakukan penelitian dampak televisi dengan menggunakan metode survey analisis, dimanapopulasi dan sample adalah penonton pria dan wanita yang dibedakanberdasar usia yaitu; dewasa, remaja, dan anak-anak. Juga diperoleh data bahwa rata-rata orang menonton TV di Amerika Serikat adalah 7 jam sehari. Maka muncul istilah heavy viewers (pecandu berat televisi)dan light viewers atau viewers(penonton biasa) . Media Violence, atau kekerasan di media. Yang dimaksud adalah isi media yang mengandung unsur kekerasan. Bisa berupa unsur kekerasan yang terdapat dalam film, televisi, berita. dll. Pada level individu, yang diteliti adalah terpaan isi media yang mengandung kekerasan pada individu.

Kata Kunci : media, kekerasan, televisi

PENDAHULUAN
Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa mempunyai fungsi yaitu; memberi informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi (Onong, 1992). Tetapi menurut pengamatan kami televisi lebih mengutamakan fungsi menghibur daripada fungsi yang lainnya. Pengaruh televisi terhadap khalayak sudah banyak yang mengetahui melalui berbagai penelitian yang dilakukan para ahli. Penelitian tentang pengaruh televisi pada khalayak salah satunya dilakukan oleh Gabner. Awalnya Garbner melakukan penelitian tentang 妬ndikator budaya_ pada pertengahan tahun 60-an, untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton TV itu? Dapat dikatakan penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada dampak/effek. Analisis kultivasi adalah satu bagian dari program penelitian yang berkesinambungan, terus menerus yang dilakukan dalam jangka panjang.
Ada 3 strategi penelitian tentang indikator kebudayaan_:
1. Institutional process analysis ( analisa proses kelembagaan); menyelidiki tentang tekanan dan keterbatasan yang mempengaruhi bagaimana pesan media dipilih, dihasilkan, dan disebarkan.
2. Message system analysis (analisa sistem pesan); mengukur dan memantau
gambaran umum dalam acara televisi.
3. Cultivation analysis (Analisa kultivasi); mempelajari apa dan bagaimana televisi membantu menghasilkan konsepsi penonton tentang kenyataan social (Bryant, J & D Zillmann. Media Effects: Advances in Theory and Research. 2002 : 45).
Menurut prespektif kultivasi, televisi menjadi media utama dimana para penontonnya belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Artinya, melalui kontak kita dengan televisi kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, dan adat istiadatnya. Prespektif kultivasi pada awal perkembangannya lebih memfokuskan kajian pada studi televisi dan khalayak. Fokus utamanya pada tema-tema kekerasan di televisi .
KONSEP  KEKERASAN  D ALAM  MEDIA  MASSA
Tiga konsep penting (yang dimodifikasi dalam pelbagai varian) digunakan dalam
penelitian-penelitian media efek, yaitu:

a. Media Violence, atau kekerasan di media. Yang dimaksud adalah isi media yang mengandung unsur kekerasan. Bisa berupa unsur kekerasan yang terdapat dalam film, televisi, berita. dll. Pada level individu, yang diteliti adalah terpaan isi media yang mengandung kekerasan pada individu.
b. Violence didefinisikan Gerbner (1972) sebagai ‘the overt expression of physical force against others or self, or the commpelling action against one’s will on pain of being hurt or killed."
c. Aggressive Behavior, didefinisikan Berelson (1973) sebagai "inflicting bodily harm to other and damage to property."

B EBERAPA  P ENELITIAN  EFEK  MEDIA  VIOLENCE
Kebangkitan Televisi pada tahun 1950 berdampak pada studi efek media yang kini memusatkan risetnya pada terpaan televisi (90 % rumah tangga di AS menonton televisi).
a. Schramm, Lyle dan Parker (1961) mendiskusikan sejumlah contoh. kekerasan imitatif dan sumber berita yang disiarkan pada 1950. Mereka berargumen bahwa hubungan yang kentara antara terpaan adegan kekerasan di TV dengan imitasi kejahatan dan kekerasan bukanlah faktor kebetulan belaka.

b. Lieber, Sprafkin, dan Davidson (1981) melacak peran Pokja Senat yang dipimpin oleh Senator Estes Kefauver untuk Juvenile Delinquency (mempertanyakan perlu tidaknya adegan kekerasan di televisi). Kendati gagal menetapkan konsensus seputar efek-efek kekerasan di televisi, riset ini menyiratkan prioritas untuk mengadakan studi tentang efek terpaan media terhadap perilaku agresif.

c. George Gerbner (1972) melakukan studi analisis isi dan menemukan bahwa acara TV yang diputar pada jam-jam utama (prime time) berisi 8 contoh kekerasan setiap jamnya. Diantara penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek terpaan media televisi pada khalayak, adalah efek media violence.Salah satunya yang dilakukan oleh Huesmann & Eron (1986). Mereka meneliti anak-anak yang diterpa siaran televisi sejak usia 8 tahun sampai 30 tahun. Metode yang digunakan yaitu panel survei, dan ternyata diperoleh hasil bahwa mereka yang menonton acara kekerasan di TV pada level tertinggi saat anak-anak lebih cenderung terlibat kejahatan serius ketika dewasa.Zillman (1991) mengemukakan teori exitation transfer yang memperkenalkan property arousal inducing pada media violence untuk memahami intensitas reaksi emosional setelah menonton. Hasilnya,seorang penonton bangkit rasa marahnya setelah diterpa media violence. Arousal atau bangkitnya rasa marah ini dapat ditransfer pada kemarahan yang sesungguhnya, bahkan mengintensifkan
hingga menambah kecenderungan berperilaku agresif.

K ONSEP KULTIVASI
Kultivasi melihat kontribusi terhadap konsepsi realitas sosial bukan sebagai proses ’push’ monolitis satu arah, melainkan sebagai proses gravitasional dengan sudut pandang dan arah ’pull’ yang bergantung pada tempat kelompok pemirsa dan gaya hidup mereka sejajar dengan referensi garis gravitasi, mainstream dunia televisi. Jadi, kultivasi adalah proses interaksi di antara pesan, audiens, dan konteks, yang terus berlangsung, kontinyu, dan dinamis (Bryant, J & D Zillmann : 2002).

M ETODE - METODE  ANALISIS  KULTIVASI
Analisis kultivasi dimulai dengan analisis sistem pesan untuk mengidentifikasi pola-pola permanen, kontinyu, dan overarching dari konten televisi. Klasifikasi light viewer, medium viewer, dan heavy viewer diukur dengan jumlah waktu responden menonton televisi rata-rata setiap hari. Yang penting adalah adanya perbedaan tingkatan menonton, bukan pada jumlah akurat menonton. Bukti kultivasi yang bisa diobservasi tergolong sederhana karena light viewer sekalipun dapat menonton televisi beberapa jam sehari dan hidup dalam kultur umum yang sama dengan heavy viewer. Karena itu, penemuan pola konsisten berbeda yang
kecil tapi pervasif di antara light dan heavy viewer sangat mungkin. (Bryant, J & D Zillmann : 2002).

Pergeseran kecil tapi pervasif dalam perspektif kultivasi dapat mengubah kondisi kultural dan membalik keseimbangan pembuatan keputusan politis dan sosial.

1. PENELITIAN TENTANG EFEK MEDIA (PERSPEKTIF KULTIVASI )
Garbner melakukan penelitian dampak televisi dengan menggunakan metode survey analisis, dimana populasi dan sample adalah penonton pria dan wanita yang dibedakan berdasar usia yaitu; dewasa, remaja, dan anak-anak. Juga diperoleh data bahwa rata-rata orang menonton TV di Amerika Serikat adalah 7 jam sehari. Maka muncul istilah heavy viewers (pecandu berat televisi)dan light viewers atau viewers(penonton biasa)
Para pecandu berat televisi akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya. Misalnya, menanggapi perilaku kekerasan yang terjadi di masyarakat. Para pecandu berat televisi akan mengatakan bahwa sebab utama munculnya kekerasan karena masalah sosial (karena televisi yang sering ia tonton sering menyuguhkan berita dan kejadian dengan motif kekerasan). Padahal bisa jadi sebab utama itu lebih karena faktor cultural shock dari tradisional ke modern. Contoh lainnya yaitu pecandu berat televisi mengatakan bahwa 20% penduduk dunia berdiam di Amerika , padahal senyatanya Cuma 6 %. Dengan kata lain, penilaian, persepsi, opini penonton televisi digiring sedemikian rupa agar sesuai dengan apa yang merekalihat di televisi. Bagi pecandu berat televisi, apa yang terjadi pada televisi itulah yang terjadi pada dunia sesungguhnya.
Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton meyakininya. Dengan kata lain pecandu berat televisi mempunyai kecenderungan sikap yang sama satu dengan lainnya. Televisi, sebagaimana diteliti oleh Garbner. Dianggap sebagai pendominasi 斗ingkungan simbolik_ seseorang. Teori kultivasi menganggap bahwa televisi tidak hanya disebut sebagai jendela atau refleksi kejadian sehari-hari disekitar kita, tetapi dunia itu sendiri (McQuail dan Windahl, 1993). Garbner juga berpendapat bahwa gambaran adegan kekerasan di televisi lebih merupakan pesan simbolik tentang hukum dan aturan. Dengan kata lain perilaku kekerasan yang diperlihatkan di televisi merupakan refleksi kejadian disekitar kita. Jika adegan kekerasan itu merefleksikan
aturan hukum yang tidak bisa mengatasi situasi seperti yang digambarkan dalam adegan televisi , bisa jadi yang terjadi sebenarnya juga begitu. Jika kita menonton acara seperti Buser, Patroli Sidik, dll. Di sana terlihat beberapa perilaku kejahatan yang dilakukan masyarakat, Dalam prespektif kultivasi adegan yang terjadi dalam acara- acara itu menggambarkan dunia kita yang sebenarnya. Bahwa di Indonesia kejahatan itu sudah demikian luas dan mewabah. Acara itu menggambarkan dunia kejahatan yang sebenarnya yanada di Indonesia. (Nurudin, Komunikasi Massa:2003) . Tuduhan munculnya kejahatan di dalam masyarakat disebut dengan 都indrom dunia makna_. Pecandu berat televisi memandang dunia sebagai tempat yang buruk, tidak demikian dengan pandangan pecandu ringan. Efek kultivasi memberikan kesan bahwa televisi mempunyai dampak yang sangat kuat pada diri individu. Mereka beranggapan bahwa lingkungan sekitarnya sama
seperti yang tergambar di televisi.

2. KARAKTERISTIK KHALAYAK MEDIA MASSA
Stuart Hall, kulturalis media, menyusun kategori khalayak media dalam tiga klasifikasi: dominant reader, oppositional reader, dan negotiated reader. Dominant reader adalah kategori khalayak yang mengikuti arus dominan pemberitaan media -- apa pun kata media dikunyah habis-habisan, tanpa kecuali. Oppositional reader, sebaliknya, kategori khalayak yang selalu bertentangan sikap dengan arus dominan media. Media jadi sejenis public enemy yang banyak menghasut masyarakat untuk mengganti nilai-nilai luhur dengan nilai-nilai "modern" dan "kosmopolitan". Kategori negotiated reader merujuk khalayak media yang moderat. Bila yang ditampilkan media sesuai dengan keyakinannya, mereka akan memanfaatkan media. Namun, ketika
bertentangan, media akan ditinggalkan. Jenis khalayak terakhir bersikap kritis dalam menyikapi media. Sayangnya, sebagian penonton televisi kita agaknya tergolong kategori dominant reader. Mereka
mengikuti, saja arus media, mengunyah apa pun yang ditampilkan media massa, dan mengonsumsi  segala  konflik-peristiwa  yang  disuapkan  media:  mulai  dari sensasionalitas perselingkuhan dan perceraian para artis sampai pada geger kriminalitas yang nonsense ala Kolor Ijo.(Santi Indra Astuti, 2005). Efek kultivasi semakin lengkap ketika media berhadapan dengan khalayak penonton yang pasif. Khalayak dominant reader ini percaya saja dengan apa pun yang ditampilkan media. Mereka tidak menyikapinya dengan kritis. Mereka tidak membandingkannya dengan sumber-sumber informasi kredibel lain.

3. PEMBAHASAN MASALAH
Dari beberapa teori dan penelitian tersebut, bisa dibayangkan dampak yang akan terjadi di masyarakat Indonesia jika acara yang ditonton sebagian besar tentang kekerasan, pornografi,dll. Walaupun banyak ahli mengatakan bahwa khalayak selektif terhadap pesan dari media massa (televisi), juga faktor pendidikan, budaya, dan lingkungan tempat tinggal lebih berpengaruh daripada tayangan televisi, tetapi jika kita kaitakan dengan situasi di Indonesia yang sebagian besar penduduknya hidup di daerah terpencil, pendidikan masih rendah, kontrol sosial yang kecil, maka sepertinya dampak negatif yang akan lebih berpengaruh daripada dampak positifnya. Belum lagi menjamurnya tayangan TV berbau porno dan situs-situs porno di internet. Semua itu berdampak langsung bagi remaja kita saat ini. Lihat saja anak-anak muda pengguna narkoba meningkat, perkosaan hampir tiap hari meminta korban, remaja-remaja SMP dan SMA yang kebobolan dan kasus-kasus penyimpangan yang lainnya. Semua itu rupanya belum membuat masyarakat sadar bahwa kebebasan pers yang dibuka pemerintah membawa dampak yang sangat luas, yaitu runtuhnya nilai-nilai moral dan agama dikalangan masyarakat Indonesia yang terlena oleh kebebasan, termasuk kebebasan berperilaku yang mengabaikan rasa malu. Pers bebas rupanya telah disalahartikan, bahkan oleh insan pers itu sendiri. Pers bebas berarti boleh menampilkan foto-foto wanita atau pria berbusana minim, nyaris bugil, memuat cerita-cerita yang membangkitkan nafsu birahi dan gambar atau film yang mempertontonkan hubungan sex secara vulgar. Bila kita lihat perkembangan media yang secara besar-besaran menampilkan hal- hal yang berbau kekerasan dan pornografi akhir-akhir ini tentu akan lebih jelas bila kita tinjau dari beberapa aspek yang melatarbelakangi masalah tersebut, yaitu:
a. Aspek Ekonomi. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat, menjadikan industri media semakin menuju ke arah money oriented, karena biaya produksi yang makin tinggi. Seperti dikatakan Murdock dan Golding (1991) dalam 吐or Political Economy of Mass Communications_ bahwa 鍍umbuhnya media ke skala industri-pengenalan teknologi baru dan produksi massa, menjadikan tingginya tingkat kebutuhan dukungan financial yang lebih besar_. Karena jika perusahaan media tersebut ingin tetap exis maka keuntungan materi harus tetap diperjuangkan. Dallas Smithe dalam tulisannya mengatakan bahwa 杜edia sebagai produser tidak hanya ditempatkan pada komoditas hiburan, tetapi audien itupun juga dapat ditempatkan pada posisi yang sama_. Audien sebagai komoditas dijual ke pengiklan. Audien menghasilkan nilai surplus bagi pengiklan dengan menggunakan waktu yang audien miliki untuk mengkonsumsi iklan dan dalam konsumsi itu dipakai untuk menawarkan dan menjual komoditas lainnya (Boyd-Barrett, 1995). Terpakunya para pengiklan pada rating acara, menjadikan perusahaan media menampilkan acara yang disukai khalayak (yang berating tinggi), walaupun kriteria rating itu sendiri masih perlu dipertanyakan. Karena
berdasarkan rating acara mistik, porno, dan kekerasan menempati posisi yang tinggimaka merekapun berlomba menyuguhkan acara-acara tersebut. Kita semua tahu bahwa sesuatu yang tergolong pornografi, mistik, dan kekerasan mempunyai nilai jual tinggi. Semua kalangan baik pengusaha, mahasiswa, sopir bis, abang becak, ibu rumah tangga mengkonsumsi media tersebut. Lihat saja mulai dari Telenovela Latin, Sinetron yang menjual mimpi, berita kriminal yang dikemas mirip film biru (adegan rekonstruksi yang sangat vulgar), Acara mistik yang menjurus ke perbuatan syirik, sinetron mistis yang berkedok keagamaan, musik
lokal dan luar negeri yang video klipnya vulgar dan tak senonoh, dan masih banyak acara sejenis yang terlalu banyak untuk disebutkan, semua laku keras dipasaran. Pokoknya bisnis tersebut terutama pornografi merupakan kegiatan yang sangat menguntungkan, film porno, gambar porno, foto porno, kartun porno, humor porno, dan semua yang berbau porno merajalela sebagai komoditas ekonomi.
b. Kebebasan pers yang baru diberlakukan oleh pemerintah setelah sekian lama dibelenggu oleh rezim orde baru, tapi sayangnya kebebasan tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang positif ( sebagai kontrol pada pemerintah dan penguasa, penegakan demokrasi, penegakan hukum dan keadilan), tetapi digunakan untuk hal-hal yang tidak bertanggungjawab.

KONTROVERSI  HASIL  KAJIAN
Pihak media massa sering memberikan argumentasi bahwa prespektif kultivasi dan dampak media violence dari tayangan televisi terlalu dibesar-besarkan. Perilaku kita boleh jadi tidak hanya dipengaruhi oleh televisi, mungkin dipengaruhi oleh media lain, pengalaman langsung, dll.
Beberapa ahli yang memberi kritik terhadap Gerbner antara lain :
 Doob dan McDonald, mereka mengatakan bahwa di dalam mempelajari thema kekerasan, kontrol lingkungan lebihcocok dibanding kontrol pendapatan seperti yang pernah dikemukakan oleh gerbner.
 Hirst, mengatakan bahwa sebuah hubungan nyata antara terpaan kekerasan televisi
dan takut akan kejahatan dapat dijelaskan dengan lingkungan dimana penonton tinggal (Livingstone, 1990). Mereka yang tinggal di lingkungan yang tingkat kriminilitasnya tinggi lebih percaya bahwa kemungkinan untuk diserang atau diganggu daripada mereka yang tinggal di lingkungan yang tingkat kriminilitasnya rendah.
 Pingree dan Hawekins, mereka mengatakan bahwa membahas jenis isi lebih
berguna dari pada mengukur jumlah penonton, sebab penonton itu selektif terhadap pesan yang diterimanya.
 Frederick Wiliams (1989), mengomentari penelitian yang ada sebagai berikut:
徹rang yang merupakan pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap
stereotipe tentang peran jenis kelamin, dokter, bandit atau tokoh-tokoh lain yang
biasa muncul dalam serial televisi. Dalam dunia mereka ibu rumah tangga mungkin
digambarkan sebagai orang yang paling concern terhadap urusan bersih-sersih
rumah. Suami adalah orang yang selalu menjadi korban dalam kisah lucu. Perwira
polisi menjalani hari-hari yang menyenangkan. Semua bandit berwajah seram_.
Beberapa kritikus juga mengatakan bahwa penonton sebenarnya juga aktif di
dalam usaha menekan kekuatan pengaruh televisi seperti yang tidak diasumsikan teori
kultivasi. Teori kultivasi menganggap bahwa penonton itu pasif. Teori kultivasi lebih
memfokuskan pada kuantitas menonton televisi atau 鍍erpaan_ dan tidak menyediakan
perbedaan yang mungkin muncul ketika penonton menginterpretasikan siaran-siaran
televisi. Penonton mempunyai motivasi dan interpretasi yang berbeda satu sama lain.
Josep Dominick mengatakan bahwa 祢ndividu yang menonton televisi tanpa
motivasi dan perencanaan sebelumnya lebih mudah untuk melupakan apa yang
dilihatnya dari pada mereka yang menonton televisi dengan motivasi dan perencanaan
sebelumnya (Dominic, 1990).
Perlu juga dilihat lingkungan/ daerah penonton yang terkena dampak kultivasi. Karena penelitian yang dilakukan Gerbner dan kawan-kawan dilakukan di Amerika Serikat. Hanya sedikit bukti bahwa efek kultivasi itu terjadi di luar AS. Weber ( yang di kutip Condry, 1989) misalnya tidak menemukan bukti di Inggris bahwa ada hubungan antar kecanduan televisi dengan perasaan tidak aman. Itulah kenapa televisi di Inggris sedikit menampilkan adegan kekerasan dibanding televisi AS. Condry kemudian menyarankan seharusnya ada kritik yang dilakukan sebelum adegan televisi disiarkan. Atau bisa jadi karena di Inggris lebih banyak budaya media dibanding AS
K ESIMPULAN
Terlepas dari pro-kontra masalah dampak media massa terhadap penonton, dalam kasus di Indonesia kita seyogyanya lebih bijaksana dalam menyikapi. Memang diperlukan penelitian lebih banyak dalam konteks Indonesia, mengingat penelitian- penelitian yang selama ini dilakukan lebih banyak di Amerika Serikat dan Eropa. Bukannya kita terlampau menyederhanakan atau menafikkan faktor-faktor lain yang tidak kalah potensial dalam memicu perilaku agresif. Misalnya faktor depresi dan pengalaman traumatik. Tapi, kalaupun peniruan modus operandi kriminalitas dianggap berlebihan, toh efek kriminalitas di televisi tetap saja perlu diwaspadai ketika muncul dalam bentuk desensitisasi kekerasan. Desensitisasi kekerasan, atau penumpulan kepekaan terhadap kekerasan merupakan gejala yang umum terjadi ketika kekerasan tak lagi dianggap sebagai hal yang luar biasa. Maka, tatkala masyarakat diterpa oleh informasi kekerasan, dan menganggap realitas media tak beda dengan realitas nyata (prespektif kultivasi), perilaku kekerasan pun disahkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti itulah kiranya yang terjadi akhir-akhir ini pada masyarakat Indonesia, lihatlah
bagaimana masyarakat ramai-ramai menghakimi pelaku kriminalitas. Memukuli maling sampai mati, membakar hidup-hidup orang yang dicurigai sebagai perampas ojek (yang ternyata bukan pelaku sesungguhnya!), mengarak dan menggunduli (belum termasuk penyiksaan fisik) anggota masyarakat  yang dicurigai melakukan perselingkuhan, dan sebagainya. Tampaknya apa yang dikemukakan oleh Baran dan McQuail tentang teori masyarakat massa, tengah berlangsung di Indonesia. Di mana masyarakat mudah dipengaruhi, media mempunyai kekuatan yang besar, sedangkan media banyak berperan disfungsional. News judgement banyak ditinggalkan oleh media kita demi mengejar rating dan prestise yang bermuara pada satu tujuan "keuntungan". media tidak lagi bijaksana dan lupa bahwa mereka adalah institusi sosial yang punya tanggung jawab menjaga tatanan sosial, mendidik masyarakat, bukan sekadar memberikan informasi. tetapi tidak mendidik. Mengacu kepada pendapat Peter Beroer dan Thomas Luckmann tentang realitas sosial sebagai sebuah konstruksi sosial, adalah benar bahwa kekerasan adalah sebuah realitas sosial. Jika media berkilah bahwamereka hanva menyampaikan realitas yang ada. Mereka juga lupa bahwa apa vang mereka lakukan dengan menayangkan beragam tindak kekerasan dengan frekuensi yang sering, mereka berinteraksi dengan khalayak, dan ini dapat mengkonstruksi realitas sosial yang baru, kekerasan-kekerasan
yang baru. Media mengangkat realitas kekerasan tetapi juga menciptakan realitas kekerasan. Namun yang menyedihkan adalah. bahwa terdapat kecenderungan bahwa media menciptakan kekerasan yang baru, dengan kekuatan mereka melalui isi dan kemasan pesan yang ditayangkan. Apakah hal ini disadari atau tidak, tapi terkadang ini juga menjadi sebuah dilema ketika media dihadapkan pada tujjuan utamnya sebagai
lembaga bisnis.

D AFTAR  P USTAKA
Baran, Stanley J, dan Denis K. Davis, Mass communication Theory, Foundation,
Ferment and Future, Wadsworth, Californis, 2003.
Boyd-Barrett, Oliver & Newbold, Cris, Approach to Media: A Reader, London,
Arnold, 1995
Bryant, Jennings, dan Dolf Zilmann, Media Effect, LEA Publisher, New Jersey,
1994.
Dominick R., Joseph, The Dynamics of Mass Communication, Sixth Edition,
McGraw-Hill College, 1998.
McQuail, Dennis, Mass Communication Theory, An Introduction, fourth Edition,
Sage Publication, London- Thousand Oak-New Delhi, 2000.
Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, Malang, 2003. Stephen W. Littlejohn,
Theories of Human Communication, Seventh Edition, Wadsworth, 2002.
ARTIKEL Santi Indra Astuti, Kekerasan Kriminalitas di Televisi,. Bandung, 2005.
Hestin, Efek Media Violence, Jakarta, 2005.
Sekilas tentang penulis : M. Oky Fardian Gafari, S.Sos. adalah dosen pada jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed.K EKERASAN  D ALAM  M EDIA  M ASSA  T ELEVISI
M.Oky Fardian Gafari
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan

Pembangunan Ekonomi Indonesia

pembangunan Ekonomi adlah proses kenaikan pendapatan total dan pedapatan perkapita dengan memper hitungkan adanya pertambahan penduduk dan di serti dengan perubahan dalam setruktur suatu negara. pembangunan ekonomi tdk bisa lepas dari pertumbuhan ekonomi.
yang di maksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan produksi suatu perEkonomian yang diwujud kan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. suatu negara di katakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP rill di negara tersebut.


Faktor
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,namun pada hakikat faktor-faktor tersebut di kelompokan menjadi du kelompok,yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekponomi.
1.faktor ekonomi yang m'pengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
> sumber daya alam
> sumber daya manusia 
> sumber daya modal 
> dan keahlian dan kewirausahaan
sumber daya alam meliputi kesuburan tanah,iklim/cuaca,hasil tambang,hasil laut.sementara keahlian dan kewirausahaan berperan sebagi orang yang mengolah bahan-bahan mentah dari alam.sumber daya manusia berpengaruh menentukan pembangunan nasional melalui jumlah kualitas penduduk. jumlah peduduk yang besar merupakan pasar yang ber potensiv memasar kan hasil produksi,sumber daya modal berupa barang-barang modal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal dapat meningkatkan produktifitas.
2.faktor nonekonomi meliputi:
>sosial kultur yang ada di masyarkat
>keadaan politik,dan sistem yang berkembang dan berlaku

Tujuan
memberi pemahaman kpd saya /kalian untuk bisa memahami perkembangan dan pertumbuhan ekonomi negara kita.
Alasan
saya mengambil tema / judul ini agar saya dan anda sekalian dapat mengetahui pembangunan dan perkembangan ekonomi indonesia walau pun tdak secara menyluruh.


1.       Strategi Pembangunan

Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia sejak tahun 1945 hingga kinimengalami berbagai perkembangan sejalan dengan tingkat stabilitas politik dankeamanan. Artinya faktor-faktor sosial politik ekonomi, perhitungan akurat yangtidak ambisius, pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan koordinasi dan singkronisasiyang baik, serta pembiayaan yang memada, merupakan hal yang sangatmempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu negara.
Salah satu kendala pada awal kemerdekaan adalah keterbatasan datal,sehingga pemerintah belum menyusun perencanaan yang baik. Namun pemerntahIndonesia terus berupaya memperbaiki perekonomian yang berantakan akibatpeperangan, pemberontakan dan reformasi perpolitikan di Indonesia. Usaha-usahatersebut mulai tercermin mulai dari pembentukan Panitia Pemikiran Siasat Ekonomisampai disusunnya Program Pembangunan Nasional (Propenas).

a.       Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan. Inti dari konsep strategi ini adalah :
-          Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi.
-          Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali.
-          Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
-          Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

b.      Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya penignkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.


c.       Strategi Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin. Yang menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan pemerataan. Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
“Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.”
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja . . . . . “ ( Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).

d.      Strategi yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects” dan “spread effects” .
“Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.






e.      Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

2.       Faktor-faktor yang Memperngaruhi Strategi Pembangunan
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai?”
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan dipergunakan.
Perkembangan Ekonomi suatu negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu:
-          Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja yang cepat
-          Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi perkapita
-          Teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit usaha ekonomi yang dicapai.

3.       Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya).




Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :
REPELITA I
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA II
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA III
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA IV
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

4.       Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi :
-          Meningkatnya pendapatan perkapita
-          Merubah struktur ekonomi
-          Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
-          Pemerataan pembangunan
-          Apapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjikroamijojo.

a.       Manfaat Perencanaan Pembangunan
-          Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
-          Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat dibatasi seminim mungkin.
-          Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
-          Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
-          Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
-          Penggunaan dan aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.
-          Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus dapat ditingkatkan.
-          Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
-          Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik untuk tujuan pembangunan yaitu:
a)      Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan pembangunan.
b)      Perluasan produksi yang bermanfaat.
c)       Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada 3 hal yakni terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
d)      Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar sektor ekonomi.
e)      Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi negara.
f)       Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid dalam Negara.

b.      Periode Perencanaan Pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :
a)      Periode 1945 – 1950
b)      Periode 1951 – 1955
c)       Periode 1956 – 1960
d)      Periode 1961 – 1965
Sebelum Perang Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :
a)       Masih banyak negara sebagai negara jajahan
b)      Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat  untuk membahas pembangunan ekonomi.  Lebih mementingkan usaha untuk meraih  kemerdekaan dari penjajah.
c)       Para pakar ekonomi lebih banyak menganalisis  kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat  pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang Dunia II (Th. 1942)
Banyak negara memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :
a)     Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
b)     Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi.
c)     Adanya keinginan dari negara maju untuk  membantu negara berkembang dalam mempercepat
Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :
a)      Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
b)     Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
c)      Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
d)     Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
e)      Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
f)       Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94

Referensi            :