Tari Sinoman Hadrah
Kesenian
ini berasal dari Parsi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arabyang
selanjutnya berbaur dengan budaya setempat. Inti dari kesenian ini
adalah gerakan-gerakan yang tertentu dan teratur sambil melakukan syair
dan pantun dengan irama merdu, gerak harmonis, yang maksudnya memuja
dan memuji Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Seseorang yang turut dalam
kelompok penari memegang dan memutar-mutar paying yang melambangkan
keagungan. Hadrah ini biasanya dalam upacara keramaian atau mengarak
pengantin atau menyambut tamu kehormatan.
Sastra Lisan Madihin
Seni
Madihin merupakan kesenian yang mengandalkan kemahiran dan kecermatan
dalam mengolah syair dan pantun, yang sesuai dengan kondisi
penontonnya. Ada
yang mengatakan Madihin berasal dari kata madah (bahasa Arab) yang
artinya kata-kata pujian. Sehingga bisa pula melahirkan syair-syair yang
berisi pesan dan nasihat, atau penyampain sesuatu yang dilantunkan
secara khas dan berirama teratur. Munculnya kesenian ini diperkirakan
telah ada sejak agama Islam menyebar di kawasan Kalimantan, sekitar tahun 1800.
Teater Tradisional Mamanda
Nama
Kesenian Mamanda diambil dari kata atau cara raja memanggil wajir dan
mangkubumi dengan sebutan Mamanda Wajir dan Mamanda Mangkubumi, yang
dahulu lazim digunakan dalam teater Badalmulik (Baabdal Muluk), yaitu
teater tradisional kesenian melayu yang terlebih dahulu ada di
Kalimantan Selatan.
Tari Baksa Kembang
Baksa
mengandung arti Tarian, yang jaman dahulu merupakan tarian pergaulan
dan kehidupan di dalam istana semasa kerajaan-kerajaan masih ada di
Kalimantan Selatan. Tarian ini dilaksanakan oleh puteri-puteri yang
diiringi oleh inang pengasuh, yang gerakan-gerakannya melambangkan suka
ria dan bercengkrama sambil memetik kembang. Pada saat sekarang,
kembang ini dalam bentuk yang sudah dikarang dan dironce (ditata) dan
disebut ‘bogam’. Dalam upacara, bogam ini diserahkan oleh penari kepada
tamu yang di agungkan / dihormati, atau kepada orang yang dicintai.
No comments:
Post a Comment