Friday, 5 June 2015

Pembangunan PLTU Jaweten Akan ditinjau

Pemkab Bartim bentuk tim peninjau untuk mengetahui persentasi progres pekerjaan
Tamiang Layang - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dilaksanakan oleg PT Rimau Group terus digenjot agar cepat selesai sebelum habis masa Memory of Understanding (MoU) pada 2014 mendatang. Agar pembanguna PLTU jaweten tersebut selesai dalam waktu cepat, Pemerintah Kabuapten Bartim berencana melakukan peninjauan untuk mengukur progres pekerjaan.
“Kita semua berharap pembangunan PLTU cepat selesai. Karena itu Pemerintah akan membentuk tim peninjuan,” kata Zain Alkim, Sabtu  (30/3) akhir pekan kemarin.
Hal ini dilakukan , tambah orang nomor satu di Pemerintah Kabuapten Bartom tiu, pihaknya ingin mengetahui kemajuan atau progres pekerjaan yang telah dicapai oleh pihak perusahaan penambang batu bara itu. 
Selain itu, tambhanya, kita juga ingin mendengar kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak erusahaan, sehingga terjadi komunikasi dua arah tentang pembangunan PLTU Jaweten. Keluhan masyarakat dan keluhan pihak investor kiranya bisa ditampung untuk mencari solusi , agar pembanguna PLTU nantinya tidak mubazir.
“Kita harus melihat kondisi riil dilapangan dan kendala yang dihadapi. Karena pembangunan PLTU diharapkan tidak mubazir,” katanya.
Berkenaan dengan niaga listrik PLTU oleh PT PLN Persero nantinya, Zain Alkim juga akan membahas lebih lanjut hingga tingkat pusat. Ia juga meminta masyarakat mendukung wacana pembelian energi listrik dari PLTU oleh PT PLN.
Terpisah, Petinggi manajenen PT Rimau Group, Andi Usman Mappanganro mengatakan, pihaknya kini terus menggenjot pembangunan PLTU di Desa Jaweten Kecamatan Dusun Timur dengan kapasitas 2 X 3,5 Mega Watt (MW) itu. 
“Hingga kini , kita terus mengupayakan pembangunan PLTU secara maksimal dan untuk sebagian mesin telah terpasang, tinga menunggu turbin dab builernya yang kini masih berada di pelabuhan banjarmasin, karena sedang dilakukanpengurusan kepabeanannya,” ungkapnya.
Tambahnya, dalam menyelesaikan pembangunan PLTU tersebut, pihaknya tetap konsekuen. Tetapi, masyarakat juga harus memahami kendala yang dihadapi pihaknya dalam pembangunan PLTU tersebut, karena pembangunan PLTU memerlukan tenaga uap yang bersumber dari air, maka sesuai dengan planning work untuk pemasngan water pipe juga perlu di dukung.
“jika ada pihak masyarakat yang tidak mau membebsakan tanahnya untuk pemasangan water pipe (pipa air), maka kami meminta kesadaraan pihak masyarakat untuk mengerti akan pentingnya pembangunan PLTU,” terangnya.
Jelasnya lagi,kendala yang dihadapi diantaranya masyarakat yang ingin dibebaskan lahannya, namun harganya lahannya sangat tinggi , sedikit banyaknya akan berdampak pada proses pembangunan PLTU, terutama waktu.
Selain itu, ada juga warga masyarakat yang tidak mau lahannya di bebaskan, “Ini akan menjadi kendala yang cukup besar lagi, secara otomastis pembangunan PLTU akan terhambat,” katanya lagi.
Karenanya, pria berkacamat itu mengaharpkan keterbukaan hati masyarakat dalam pembangunan PLTU. Dengan selesainnya pembangunan PLTU, maka krisis energi listrik yang dialami kabupaten Bartim bisa teratasi. (Habibullah)

No comments: