Pemkab Bartim bentuk tim peninjau untuk mengetahui persentasi
progres pekerjaan
Tamiang Layang - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang
dilaksanakan oleg PT Rimau Group terus digenjot agar cepat selesai sebelum
habis masa Memory of Understanding (MoU) pada 2014 mendatang. Agar pembanguna
PLTU jaweten tersebut selesai dalam waktu cepat, Pemerintah Kabuapten Bartim
berencana melakukan peninjauan untuk mengukur progres pekerjaan.
“Kita semua berharap pembangunan PLTU cepat selesai. Karena
itu Pemerintah akan membentuk tim peninjuan,” kata Zain Alkim, Sabtu (30/3) akhir pekan kemarin.
Hal ini dilakukan , tambah orang nomor satu di Pemerintah
Kabuapten Bartom tiu, pihaknya ingin mengetahui kemajuan atau progres pekerjaan
yang telah dicapai oleh pihak perusahaan penambang batu bara itu.
Selain itu, tambhanya, kita juga ingin mendengar
kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak erusahaan, sehingga terjadi komunikasi
dua arah tentang pembangunan PLTU Jaweten. Keluhan masyarakat dan keluhan pihak
investor kiranya bisa ditampung untuk mencari solusi , agar pembanguna PLTU
nantinya tidak mubazir.
“Kita harus melihat kondisi riil dilapangan dan kendala yang
dihadapi. Karena pembangunan PLTU diharapkan tidak mubazir,” katanya.
Berkenaan dengan niaga listrik PLTU oleh PT PLN Persero
nantinya, Zain Alkim juga akan membahas lebih lanjut hingga tingkat pusat. Ia
juga meminta masyarakat mendukung wacana pembelian energi listrik dari PLTU
oleh PT PLN.
Terpisah, Petinggi manajenen PT Rimau Group, Andi Usman
Mappanganro mengatakan, pihaknya kini terus menggenjot pembangunan PLTU di Desa
Jaweten Kecamatan Dusun Timur dengan kapasitas 2 X 3,5 Mega Watt (MW) itu.
“Hingga kini , kita terus mengupayakan pembangunan PLTU
secara maksimal dan untuk sebagian mesin telah terpasang, tinga menunggu turbin
dab builernya yang kini masih berada di pelabuhan banjarmasin, karena sedang
dilakukanpengurusan kepabeanannya,” ungkapnya.
Tambahnya, dalam menyelesaikan pembangunan PLTU tersebut,
pihaknya tetap konsekuen. Tetapi, masyarakat juga harus memahami kendala yang
dihadapi pihaknya dalam pembangunan PLTU tersebut, karena pembangunan PLTU
memerlukan tenaga uap yang bersumber dari air, maka sesuai dengan planning work
untuk pemasngan water pipe juga perlu di dukung.
“jika ada pihak masyarakat yang tidak mau membebsakan
tanahnya untuk pemasangan water pipe (pipa air), maka kami meminta kesadaraan
pihak masyarakat untuk mengerti akan pentingnya pembangunan PLTU,” terangnya.
Jelasnya lagi,kendala yang dihadapi diantaranya masyarakat
yang ingin dibebaskan lahannya, namun harganya lahannya sangat tinggi , sedikit
banyaknya akan berdampak pada proses pembangunan PLTU, terutama waktu.
Selain itu, ada juga warga masyarakat yang tidak mau
lahannya di bebaskan, “Ini akan menjadi kendala yang cukup besar lagi, secara
otomastis pembangunan PLTU akan terhambat,” katanya lagi.
Karenanya, pria berkacamat itu mengaharpkan keterbukaan hati
masyarakat dalam pembangunan PLTU. Dengan selesainnya pembangunan PLTU, maka
krisis energi listrik yang dialami kabupaten Bartim bisa teratasi. (Habibullah)
No comments:
Post a Comment