Friday 20 February 2015

Pesawat intai Orion Australia & Korsel penjejak ulung AirAsia

Pesawat intai Orion Australia & Korsel penjejak ulung AirAsia

Reporter : Yulistyo Pratomo | Sabtu, 10 Januari 2015 05:41

Pesawat intai Orion Australia & Korsel penjejak ulung AirAsia

Merdeka.com - Ketika pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing menghilang dari pantauan radar, pemerintah Australia langsung menawarkan bantuan. Guna melakukan pencarian di tengah Samudera, Australia menerjunkan armada Lockheed P-3C Orion dan menyisir setengah lautan demi menemukan pesawat milik Malaysia itu.

Langkah serupa juga dilakukan Australia tidak lama setelah pemerintah Indonesia mengumumkan pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 dinyatakan hilang. Pesawat P-3 Orion langsung ditugaskan untuk menyisir Selat Karimata, lokasi diduga jatuhnya pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu.

Meski berputar-putar selama berjam-jam, pesawat canggih asal Australia ini sempat melaporkan temuan benda asing yang mengapung di atas laut. Sayang, setelah diteliti, ternyata benda tersebut bukan bagian dari AirAsia yang hilang. Namun, sepak terjang pesawat ini selama berlangsungnya operasi pencarian dan evakuasi tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pesawat ini pertama kali bertugas pada 2001 lalu, dan langsung menjadi bagian dari Royal Australian Air Force (RAAF) atau Angkatan Udara Australia. Pesawat ini memiliki tugas yang multifungsi, yakni armada pendukung bagi kapal AL, pengawas perairan, pencarian serta penyuplai korban selamat, penangkal serangan udara dan pendeteksi kapal selam.

Soal peralatan, pesawat ini terpasang berbagai peralatan canggih yang mampu mendeteksi benda-benda asing yang bisa mengancam keamanan negerinya, atau dalam sebuah pencarian. Seperti misalnya radar terbaru Elta EL/M-2022(V)3, Star Safire III electro-optical dan sistem infrared yang terpasang di bagian hidung.

Radar ini memberikan kemampuan dalam melakukan pengawasan kemaritiman lewat udara, yang juga mampu mendeteksi objek dari dasar laut dengan teknologi tiga dimensi. Alat buatan Israel ini bisa dipakai untuk patroli di Zona Ekonomi Eksklusif, penyelundupan narkoba, pengawasan pantai, patroli perikanan, dan misi SAR. Selain Orion, radar canggih ini juga terpasang di pesawat P-8 Poseidon milik Angkatan Laut AS.

Untuk navigasi, dipasang dua Honeywell H764G Embedded GPS/INU. Bobot pesawat bisa dikurangi sampai 3.000 kilogram demi keperluan upgrading. Dalam situasi normal, pesawat ini bisa mengangkut 13 kru, di antaranya dua orang pilot, dua mekanik, seorang koordinator taktik, navigator, pembaca sensor dan enam orang analis penerbangan.

Pesawat buatan Lockheed Martin memiliki kecepatan patroli 205 knot atau 375 km per jam. Daya jelajahnya pun mencapai 3.000 Nautical Mile atau 5.490 km.

Selain Australia, pesawat ini juga berdinas di Angkatan Udara Korea Selatan. Selama mengudara, pesawat ini mampu terbang sampai tujuh jam sebelum mengisi kembali bahan bakar.

No comments: